Senin, 05 Maret 2012

Cerpen

Cerita pendek atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan short story, merupakan satu karya sastra yang sering kita jumpai di berbagai media massa. Namun demikian apa sebenarnya dan bagaimana ciri-ciri cerita pendek itu, banyak yang masih memahaminya.


Cerita pendek apabila diuraikan menurut kata yang membentuknya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut : cerita artinya tuturan yang membentang bagaimana terjadinya suatu hal, sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam situasi atau suatu ketika ( 1988 : 165 ).



Ciri-ciri Cerita Pendek

Di atas penulis kemukakan bahwa masih banyak orang belum mengetahui ciri-ciri sebuah cerita pendek. Mengenai hal tersebut, di bawah ini penulis kemukakan ciri-ciri cerita pendek menurut pendapat Sumarjo dan Saini (1997 : 36) sebagai berikut.
Ceritanya pendek ;
  • Bersifat rekaan (fiction) ;
  • Bersifat naratif ; dan
  • Memiliki kesan tunggal.



Contoh cerpen:

Tentang Kita

Saat itu aku sedang berjalan tak tentu arah, dengan gundah dan galau. Aku memikirkan sesuatu yang selalu kupikirkan akhir-akhir ini. Tiba-tiba seseorang memanggilku dan tersenyum padaku. Dia Oni sahabatku. 

"Neisya! Neisya! sedang apa kau disini berjalan dengan wajah yang seperti orang bingung?" dia bertanya padaku dengan senyum yang tak pudar.
"Aku sedang berfikir tentang hidupku ini..." jawabku.
"Memangnya kenapa? apa kau ada masalah? ceritakanlah padaku"
"Aku merasa hidupku ini benar-benar menyedihkan, aku hidup seperti anak anjing yang selalu diajari dan dituntun seperti seorang bayi"
"Aku nggak ngerti maksud kamu"
"Aku mikir, selama ini hidup aku selalu diatur orang lain, orang tua aku, selain itu aku juga selalu bergantung sama orang lain"
"Yah wajar lah, manusia kan makhluk sosial, membutuhkan orang lain"
"Tapi aku pengen bisa berdiri sendiri"
"Yah itu boleh juga sih..."
"Aku nggak pengen selalu bergantung sama orang lain kayak bayi"
"Tapi kamu nggak bisa nggak bergantung sama sekali ke orang lain"
"Aku tau"
"Ya udah, sekarang kamu mau pulang? kita barengan aja yah?"
"Ayo"

Akhirnya aku pulang bersama Oni. Selama beberapa hari aku mencoba untuk menjalani hidup semandiri mungkin. Tapi, rasanya sama saja seperti sebelumnya. Sepertinya nggak ada perubahan sama sekali. Aku bingung apa yang buat aku nggak bisa hidup dengan lebih mandiri. Aku kembali berpikir, kalau begini terus kapan aku bisa? apa aku akan kayak gini tarus? bahkan cita-citaku pun diatur orang tua. Aku nggak mau terus begini. Sebentar lagi aku harus ngelanjutin sekolah, mau ke SMA atau SMK mana aku nggak tau. Aku seperti nggak memiliki impian dan keinginan. selama ini sepertinya hidupku hanya mengalir begitu saja. Aku harus gimana? aku mencoba mengerti lebih jauh diriku sendiri. aku berusaha mengerti keinginanku sendiri. Akhirnya aku membuat keputusan. Meskipun ragu, aku meyakinkan diriku sendiri agar lebih percaya diri dan yakin dengan pilihanku sendiri. Setelah itu aku menjalani hariku dengan pilihanku sendiri.

Dan sekarang aku bahagia dengan pilihanku sendiri. dulu aku pikir pilihan orang tuaku adalah pilihanku dan keinginanku juga sehingga aku nggak perlu bingung memilih. Sebenarnya mereka nggak pernah memaksaku, tetapi karena kesalah mengertianku, aku selalu meiyakannya. Tetapi sejak saat itu aku lebih mengerti perbedaan antara pilihan dan keinginanku dengan pilihan dan keinginan orang tuaku. Kalau saja saat itu aku tidak berpikit lagi, aku mungkin akan tetap menjalani hidupku dengan mengalir apa adanya tanpa adanya ambisi dan keinginan seperti sekarang. Aku tau semua pilihan ada padaku, terserah aku. Aku hanya perlu yakin dan percaya dengan pilihanku.

0 komentar:

Posting Komentar